Tim Nasional Equatorial Guinea
Team sepak bola nasional Equatorial Guinea, dipanggil Nzalang Nacional, sebagai wakil Guinea Equatorial dalam sepak bola internasional serta dikontrol oleh Asosiasi Sepak Bola Equatoguinean, anggota Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF).
Team belum pernah penuhi ketentuan untuk Piala Dunia FIFA, tapi sudah penuhi ketentuan untuk Piala Afrika 2x, baik untuk tuan-rumah pada 2012 serta 2015. Ini capai perempat final dari bekas serta tiba ke-4 di ke-2.
Guinea Ekuatorial mainkan laga pertama kalinya pada 23 Mei 1975 menantang Tiongkok dalam laga pertemanan, kalah 6-2. Mereka tidak bermain permainan lain sampai masuk Piala UDEAC 1985 pada Desember 1985. Mereka ditarik dalam barisan menantang tuan-rumah Republik Kongo serta Afrika Tengah. Mereka kalah 5-0 dari Kongo pada 9 Desember dan memperoleh hasil seimbang pertama mereka dengan menggambar 1-1 menantang Republik Afrika Tengah pada 14 Desember. Pada 16 Desember, mereka bermain play-off untuk tempat ke-5 menantang Chad, serta kalah 3-2 dari beradu penalti sesudah bermain seri 1-1. [3]
Guinea Ekuatorial akan ada di posisi ke-4 dalam Piala UDEAC 1987, kalah dari beradu penalti dalam laga tempat ke-3 ke Gabon, walau mereka cuma cetak 1 gol selama kompetisi dalam hasil seimbang 1-1 menantang Chad. Mereka bermain seri 0-0 menantang Kamerun. Pada usaha selanjutnya, mereka mendapatkan tempat ke enam sesudah kalah dalam beradu penalti menantang Republik Afrika Tengah. Kali selanjutnya Guinea Ekuatorial mainkan Republik Afrika Tengah, di tahun 1999, mereka menang, 4-2. Itu ialah kemenangan pertama Guinea Khatulistiwa. [3]
Di akhir 2000-an, Asosiasi Sepak Bola Equatoguinean, dengan Asosiasi Sepakbola Gabon, memberitahukan penawaran menjadi tuan-rumah Piala Afrika 2012, menantang penawaran dari beberapa negara Afrika yang lain termasuk juga Angola, Libya serta Nigeria. Guinea Ekuatorial serta Gabon memenangi hak untuk mengadakan laga, [4] serta dua stadion baru dibuat di Guinea Ekuatorial: Estadio de Bata di Bata serta Estadio de Malabo di Malabo. [5]
Laga pertama di Piala Afrika 2012 ialah Guinea Ekuatorial pertama dalam kompetisi internasional besar, serta membuahkan kemenangan bersejarah 1-0 atas Libya pada 21 Januari 2012 di laga pembuka kompetisi. Sepakan 87 menit dari bekas winger Real Madrid Javier Balboa mencetak kemenangan. [6] Pada laga selanjutnya, mereka pastikan maju ke perempat final dengan menaklukkan Senegal 2-1, [7] serta tempati posisi ke-2 dalam group mereka sesudah kalah 0-1 dari Zambia. [8] Mereka maju ke perempat final dimana mereka tersisih oleh runner-up kompetisi Pantai Gading sesudah kalah dari The Elephants 3-0 karena gol dari Didier Drogba serta Yaya Touré. [9] Beberapa pemain timnas dipuji sebab performa mereka di kompetisi, termasuk juga Javier Balboa, Randy, Ben Konaté serta Rui, yang paling akhir adalah sisi dari Team Kompetisi. [10]
3 tahun selanjutnya, Guinea Khatulistiwa cuma mengadakan Piala Bangsa Afrika edisi 2015, tapi kesempatan kali ini, itu untuk gantikan Maroko, yang disebut tuan-rumah asli. Di pembuka, mereka bermain seri 1-1 menantang Kongo, dengan Emilio Nsue buka score. Di game ke-2, mereka sukses bermain seri 0-0 dengan Burkina Faso, runner-up edisi awalnya. Dengan dua hasil ini, Nzalang Nacional harus menang menantang saingan klasiknya Gabon di laga ke-3 untuk maju ke perempat final. Guinea Ekuatorial menang 2-0 dengan beberapa gol dari Javier Balboa (sepakan penalti) serta Ibán. Untuk runner-up Group A, timnas Equatoguinean selanjutnya menaklukkan Tunisia 2-1 dengan 2 gol dari Balboa, yang pertama ialah sepakan penalti di saat paling akhir waktu reguler, serta yang ke-2 berada di waktu penambahan. Tetapi di semi-final, mereka kalah 0–3 dari Ghana, serta dalam laga untuk tempat ke-3, seimbang 0-0 menantang DR Kongo, pada akhirnya kalah 2-4 lewat beradu penalti. Negara ini mengakhiri kompetisi dalam tempat ke-4, jadi keterlibatan internasional paling baik sampai sekarang ini serta membantunya capai tempat ke-49 historis dalam rangking FIFA.
Dalam tahun-tahun ini, Guinea Khatulistiwa sudah memunculkan pro-kontra dengan mengambil pemain asing serta memberikan mereka kewarganegaraan walau mempunyai sedikit atau mungkin tidak ada jalinan dengan negara itu. Di tahun 2009, jurnalis Afrika Selatan serta pengarsip FIFA FIFA Mark Gleeson menulis jika itu menghancurkan kredibilitas sepakbola Afrika. [11]
Di akhir 2005, serta atas keinginan Ruslan Obiang Nsue, putra Presiden Teodoro Obiang, pelatih Brasil Antônio Dumas mengambil beberapa pemain Brasil untuk sebagai wakil Guinea Ekuatorial tapi CAF serta FIFA tutup mata, walau ada keluh kesah dari negara lain.
Pada 2012, sesudah kalah pada putaran pertama set kwalifikasi Piala Afrika 2013 4-0 dari Republik Demokratik Kongo, Guinea Ekuatorial mengambil sembilan pemain Brasil untuk menolong mengubah defisit untuk putaran kedua. Team sukses memenangi laga 2-1, tapi itu masih kurang untuk mengubah agregat serta Guinea Ekuatorial tersisih dari kompetisi. Pelatih DR Kongo Claude Le Roy merintih jika Guinea Ekuatorial melakukan tindakan seperti "Perserikatan Bangsa-Bangsa".